Kale.
kalendrazhari
Blessed.
Be kind, will ya?
hiii, kalian keberatan gak kalau gebetan/pacar kalian itu sebenernya udah pernah kenal bahkan temenan sama kalian dikehidupan sebelumnya, tapi dia gak bilang? keberatan gak kalau dia pura2 jadi orang baru, padahal kalian tuh pernah kenal. terus kalau dia punya akun beda gender dan gak bilang sama kalian, keberatan ga?
Hai, non. Sebetulnya, gue enggak keberatan kalau memang sempet kenal atau crossed path to each other tapi enggak sapa-sapaan sekali pun. Sebenarnya, itu hak pasangan kira untuk enggak bilang. Bagaimana pun, dia pasti punya alasan tertentu juga, bisa jadi memang hanya karena mau mulai hidup baruāatau, memang karena ada sesuatu yang memang seharusnya ditinggalkan aja. Kayak, it's totally fine to be someone new, as long as you/they're happy, then why not? Beberapa waktu lalu, gue juga sama orang sempat begini juga.
Gue pribadi, agak keberatan kalau enggak bilang sama gue. Bukannya mau ngatur, atau jadi posesif, sama sekali gue enggak bermaksud demikian kok. Cuma, kalau nanti ada apa-apa di akun yang gue engga tau itu, gue cuma mau enggak denger kabarnya dari orang. Tapi, gue maunya denger langsung dari dia sendiri. Jadi jawabannya, iya keberatan kalau engga bilang sama sekali. Kalau bilang, tapi gue engga dibawa sekalipun, gue beneran engga masalah.
Kale udah nonton AAC?
Udah, udah. Lo bukannya kemarin ikut juga? Eh, ikut engga deh?
Kata kata hari ini dong
We owe it ourselves to be happy, instead looking why we're not, maybe we better off looking what we should be.
Pernah percaya cinta habis di orang lama? Gimana kalau pacar atau gebetan kalian pernah punya hubungan yang lama? Pernah nggak merasa insecure atau merasa takut dia bakalan keinget sama mantannya?
Sejujurnya, waktu awal pertama kali gue dengar kalimat tersebut, ya gue percaya. Karena, enggak ada perjuangan yang sia-sia, bahkan sampai diri sendiri merasa habisākosong, dan enggak tersisa lagi. Di beberapa hal, gue sempat mengalami hal itu.
Tapi, kalau masalah perasaan atau cinta, apa enggak statis jadinya kalau habis di orang yang lama? Maksud gue, seiring berjalannya waktu juga kita bakal ketemu dengan banyak orang dan banyak sifat. Jadi, sedikit banyaknya pastilah mengalami perubahan perasaan yang kita punya. Jadi, menurut gue, bukan cintanya yang habis, memang belum siap untuk memulai baru dan kalimat tersebut cuma jadi label untuk menutupi perasaan kita yang belum sepenuhnya rela kalau hubungannya sudah selesai.
Gue sendiri, sempat merasa insecure, sempat tenggelam sama pikiran sendiri yang mana akhirnya gue coba komunikasikan dengan dia. Cuma, jawaban yang gue dapatkan itu menurut gue sangat menjawab kekhawatiran yang gue punya saat itu. Jadi, komunikasi yang baik juga menurut gue bisa jadi cara untuk membuktikan kalau hal negatif yang gue pikirkan itu enggak bener. Lagian, hal yang gue takutkan terjadi itu belum tentu bakal kejadian. Dan namanya insecure itu wajar, hal yang normal kalau kita punya. Cuma, balik lagi; gimana cara kita membahasnya sama pasangan kita. Namanya hubungan itu komunikasi dua arah, gue dan dia punya hak yang setara untuk berbicara, merasa jujur dan mendapatkan jawaban dari segala kekhawatiran gue terhadap dia.
Non, yang namanya keinget sama mantan itu menurut gue masih wajar. Karena mau gimana pun kita menolak, faktanya kan memang benar mereka pernah bersama dan hubungannya sempat se-bahagia itu. Mantannya dia, itu salah satu bagian dari cerita hidupnya dia. Tapi, yang enggak wajar itu kalau dia memproyeksikan kita sebagai mantannya, atau menjadikan kita tempat buat lupain mantannya. Menurut gue, barulah itu letak kesalahannya.
Semisal kamu new life dan saling suka satu sama lain dengan seorang teman agensi. Sewaktu dia reveal duluan, ternyata dia sahabatnya mantan terakhirmu. Kamu akan ngaku identitasmu gak? Atau gak reveal dan tetap lanjutin hubungan? Apa malah cut off langsung tanpa berkata jujur?
Hai, non. Good morning. Kalau saling suka, namanya wajar. Karena kita berada dalam satu lingkungan yang sama, teman yang sama dan setiap hari ketemu di lingkungan tersebut. Apalagi, kalau lingkungannya membuat lo nyaman untuk berinteraksi, there are tons of possibilities such things to happen, right? Kalau masalah suka-sukanya, menurut gue masih wajar dan masih masuk akal, kok. Kayak, lo suka dengan orang itu bukan suatu perasaan/hal yang bisa lo hindari atau dapat lo berhentikan begitu aja.
Kalau gue di posisi tersebut ya, mungkin gue akan reveal siapa gue sebenarnya di awal sebelum memutuskan buat lanjut. Karena, hubungan enggak akan berjalan dengan lancar tanpa suatu kejujuran. Bitter or sweet truth, I gotta decide for my own sake before the relationship went far. Gue pasti akan jujur, dan biarin orang tersebut berpikir lagi atas kejujuran gue sebelum hubungannya terlalu jauh. Karena kalau gue enggak reveal sama aja jatuhnya gue bohong, dan kesannya enggak percaya sama pasangan gue. Juga, orang itu punya hak berbicara yang sama dalam menjalani hubungan. Pendapat dan kalimatnya dia di saat itu, menurut gue adalah hal yang terpenting. Lanjut syukur, enggak pun gue enggak jadi masalah.
Untuk gue pribadi, hubungan gue dan mantan itu suatu hal yang sudah selesai. Jadi, gue sendiri enggak menyangkut pautkan mantan gue dengan sahabatnya itu, walaupun mereka berada dalam satu lingkup pertemanan yang sama sekali pun. Mereka berbeda, iya mungkin gue dengan mantan bisa jadi pengalamannya kurang enak, tapi gue dan temannya mungkin belum tentu begitu. Karena, balik lagi, yang kita jalani belum tentu sama dan sudah pasti permasalahannya bakalan beda di setiap jalan yang dilalui.
Cuma lain halnya, kalau gue dengan temannya mantan tersebut punya pengalaman yang enggak menyenangkan. Karena gue sendiri enggak suka orang-orang yang bohong, maka gue akan jujur buat cut off. Gue akan bilang alasan gue selesaikan hubungannya dan bilang apa yang gue rasakan ke orang tersebut. Gue akan jelasin mana aja yang menjadi kekhawatiran gue dan mana aja hal yang enggak cocok untuk gue. Lagipula, ngapain juga membiarkan atau ninggalin orang tanpa alasan? Enggak enak juga, kalau diri sendiri diperlakukan begitu.
jangan lupa makan š„ŗ
You too! Cie aktif banget di neospring?
What is on your bucket list?
Place? Film, or things? There's a lot to tell, frankly, but for the upcoming year I'll be focusing on myself and reading some books. Otak gue perlu recharge dengan ilmu dan bacaan yang baru.
desc sachiva di mata kalendra yang dingin itu. š
Apa ya, @madeIiva suka ngirim meme dan curhat. Kalau di grup, kadang suka ada aja jokes dan keluhannya itu. Gue berasa nyimak tetangga lagi ngobrol, since you, Nakama and Althaf pretty well get along to each others.
Spill drakor paling berkesan yang pernah ditonton
Hospital Playlist both seasons, and of course, Reply 1988! The narrative stands out for its relatability, as the challenges portrayed are ones many people may encounter in real life. What sets these two dramas apart is their broader focusārather than centering solely on the main characters, they explore the complexities faced by every character, from the leads to the supporting roles. This approach, combined with the realism of the conflicts, allows viewers to develop a deeper understanding and emotional connection with each character, enriching the overall experience. Imho.
cara meta ai jadi asik kayak pacar
Nah, mending nyari pacar sekalian aja apa? Enggak ya?
abang suka main tiktok?
Suka, cuma mostly fyp gue isinya kucing sama cooking hacks. Game juga ada, cuma kebanyakannya game fps. Kalau nge-post, kayaknya ngga begitu sering. š
kale.
Iyaaa?